Sunday, August 5, 2012

Catatan Fotografer Freelance Part 2

Kuli Beban di Pelabuhan Sunda Kelapa:
Beban bukan siksaan, bebam itu untuk
dinikmati. (smile)
Memutuskan menjadi fotografer freelance sesungguhnya tidak pernah mudah. Apalagi yang mengawalinya dari nol.

Beberapa minggu setelah memutuskan untuk menjadi fotografer daripada menjadi "anak event", ada satu tawaran yang sangat menarik. Tapi di bidang yang berkaitan dengan event. Sebuah grup di bidang media, berencana membuka 8 kantor cabang di 8 kota di Indonesia. Dan aku salah satu orang yang beruntung mendapat tawaran itu. Awalnya aku terima tawaran itu, meskipun ada sedikit bimbang karena masih baru saja aku memutuskan untuk jadi fotografer. Setelah mengikuti dua hari training dan dalam dua hari itu pula aku kembali memikirkan mengenai apakah sebaiknya aku terima tawaran ini atau tidak. Karena aku masih bisa mengundurkan diri sebelum kontrak dibuat.

Sempat bertanya ke beberapa teman dekat dan juga orang-orang terdekat mengenai hal ini dan mereka menyarankan aku untuk mengambil kesempatan untuk menjadi manajer di salah satu kantor cabang. Dengan pertimbangan aku aku masih bisa melanjutkan profesi sebagai fotografer saat weekend. O ya, satu lagi yang menjadi "godaan" terbesar adalah agency media ini memintaku untuk memimpin kantor cabang di Bandung. Bandung, man!!!! Itu adalah kota yang sangat aku inginkan sebagai tempat tinggal dan ini ada kesempatan untuk mendapatkan mimpiku.

Tapi entah kenapa, dorongan untuk menjadi fotografer justru lebih besar dibanding menjadi manajer di Bandung. Dengan resiko, penghasilan per bulan yang jelas tidak bisa diprediksi besarnya. Aku bertanya sama Tuhan, mana yang lebih baik buat aku dan tentu saja tidak ada suara atau mimpi yang menunjukkan apa jawaban Tuhan. Tapi aku meminta semacam petunjuk, kalau dalam beberapa hari ada orang yang memberiku pekerjaan memotret dan orang tersebut tidak berasal dari lingkungan yang selama ini aku kenal, maka aku akan anggap itu adalah petunjuk dari Tuhan bahwa aku harus tetap sebagai fotografer di Jakarta.

Dan memang, beberapa hari kemudian, ada teman yang lama sekali jarang berkomunikasi denganku, tiba-tiba mengatakan ingin memakai jasaku sebagai fotografer karena dia tertarik setelah melihat foto-fotoku di blog dan facebook. Oke! Ini aku anggap sebagai petunjuk dari Tuhan. Beberapa hari sebelum penandatanganan kontrak, aku menghadap ke direktur agency media dan menyampaikan pengunduran diriku sebagai calon manajer kantor cabangnya di Bandung. Dan beliau adalah orang yang sangat baik dan memiliki  pemikiran yang terbuka, meskipun sedikit agak menahanku tapi kami bisa berbicara dengan baik dan terbuka.

Bahkan dia sempat memberi masukan mengenai bagaimana berstrategi menjadi seorang fotografer freelance. Singkat kata, dia menyetujui permohonan pengunduran diriku. Aku merasa sedikit lega dan semakin bertekad agar bisa lebih mempertanggungjawabkan apa yang sudah aku putuskan hari itu. Aku sudah melepas sebuah kesempatan besar (mendapat kepercayaan untuk memegang sebuah kantor cabang adalah sesuatu yang sangat istimewa buatku) dan melepas sementara mimpi bertempat tinggal di Bandung. Mendapat tambahan "beban" semacam ini, membuatku semakin termotivasi untuk menjadi fotografer yang bukan sekedar main-main.

Otot-otot tidak akan menjadi baik dan kuat jika tidak terlatih menikmati beban.

Labels:

Wednesday, August 1, 2012

My New Photo Gallery

Sepertinya sudah cukup lama aku gak upload foto di blog ini. Iya, soalnya aku sekarang udah punya gallery sendiri di: Pio Kharisma's Portfolio Silahkan loh kalo mau maen-maen kesana, bebas. :)

Labels:

Catatan Fotografer Freelance Part I


Entah kenapa, dari sekian banyak profesi yang ada di dunia dan bisa dipilih dengan bebas, aku lebih memilih sebagai fotografer. Kalo buat orang yang beragama, mungkin ini yang disebut sebagai takdir atau jalan hidup. Kalo buat orang yang tidak beriman, mungkin ini yang disebut pilihan. Yah, apapun namanya, aku sekarang adalah seorang yang menggeluti dunia fotografi sebagai mata pencaharian. Inget ya, sebagai mata pencaharian, bukan sebagai hobby atau sekedar kesenangan belaka.

Salah satu foto yang aku ambil di hari pertama
aku memiliki kamera pertamaku. (lokasi: Yogyakarta)
Sebenarnya, berprofesi sebagai fotografer tidak pernah terlintas dalam cita-cita terkecil sekalipun. Dulu lulus kuliah, profesi pertama yang terlintas adalah sebagai penyiar radio. Karena cuma itu yang aku bisa dengan cukup baik, mengingat selama 5 tahun menjadi penyiar dan pengurus radio kampus. Sempat kepikir kalo aku akan dikenang orang sebagai penyiar, saking gak taunya mau ngapain lagi selain siaran.

5 tahun dari pertama kali aku memutuskan menjadi seorang penyiar, banyak hal terjadi dan aku terjerumus di  lembah event organizer. Memulai karir penyiar di Malang, lanjut di Hard Rock FM Surabaya, aku malah masuk dunia event di Jakarta. Dengan niat awal, cuma sebagai "pintu masuk" di belantara Jakarta, aku malah cukup dalam terjerumus di bidang ini. Tidak terlalu lama tapi jaringan pertemanan yang terbentuk di event organizer udah cukup banyak. Hingga suatu hari....



Produksi Video Klip Baim feat Artika (2010) -
pertama kali sebagai Still Photographer
Pertengahan 2009 adalah pertama kali aku memiliki kamera DSLR untuk pemula dan masih aku pake untuk kesenangan saja sekaligus belajar. Awal 2010, sebagai event freelancer, aku mendapat job sebagai PO sebuah event internal salah satu provider. Ini bukan pertama kali aku sebagai PO, tapi user dr klien untuk event ini benar-benar membuatku merasa CUKUP sebagai anak event. Dan aku memutuskan untuk menekuni fotografi sebagai profesi, bukan sekedar sebagai kesenangan.

Belum punya portfolio, belum punya jaringan pertemanan sebagus di dunia EO, aku benar-benar berjudi dengan karirku sendiri. Aku memulai dari NOL sebagai fotografer. Aku menerima kerjaan apapun yang berkaitan dengan fotografi, berapa pun upahnya. Kebetulan, ada teman yang memiliki sebuah PH, yang biasa  memproduksi video klip, dia mempersilahkan aku untuk menjadi Still Photographer di setiap produksi video klip yang dia kerjakan.



Ada satu hal yang ingin aku tulis disini sebagai pengingat buatku sendiri. Dari sekian kali berganti profesi yang sama sekali berbeda, kali ini aku ingin benar-benar total. Kali ini aku ingin "menyelesaikannya". Apapun resikonya, aku akan coba hadapi.
Acara Lamaran pertama yang aku fotoin (2009) -
di tahun ini sudah menerima ajakan temen
buat motret berbayar :)











Labels: