Sebenarnya cukup terlambat untuk cerita soal perayaan tahun baru 2014 di Jakarta. Tapi karena ini blogku, jadi bebas kapan aku mau cerita. Lagian ini kan isinya cuma foto-foto aja. [SMILE]
Ini adalah pertama kalinya aku menikmati perayan tahun baru 2014 di Jakarta. Pertama kali datang ke Jakarta tahun 2007, merayakan tahun baru di Jakarta malah baru tahun 2013 ini. Biasanya, merayakan di Malang, sekalian pulang kampung dan natalan ceritanya. Tapi kali ini beda, karena tahun 2013 punya pacar yang tinggal di Jakarta jadi merayakannya di Jakarta. Sederhana kan alasannya. :D
Aku masih ingat waktu awal-awal di Jakarta, ada teman kantor yang nanya "Udah ke Monas belum?" dan itu adalah pertanyaan becanda karena banyak pendatang yang baru merasa lengkap sebagai warga Jakarta kalau udah sempat ke Monas. Dan kali ini aku malah merasa lengkap sebagai warga baru Jakarta karena merayakan tahun baru di Monas.
Sudah 2 tahun terakhir, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) membuat Jakarta Night Festival yang tujuannya adalah memberi hiburan gratis kepada masyarakat Jakarta untuk menyambut tahun baru daripada ada konvoi yang seperti perayaan tahun-tahun sebelumnya yang malah merugikan dan bikin orang emosi. Selama Jakarta Night Festival (dari jam 18.00-24.00) sepanjang jalan Sudirman hingga Thamrin disterilkan dari kendaraan bermotor. Termasuk jalan Merdeka di sekitar Monas juga steril dari kendaraan bermotor.
Aku sama Wilda berangkat dari Zen jam 9 malam langsung menuju Monas, karena memang itu adalah tujuan kita. Karena beberapa hari hujan terus turun, malam itu kita sengaja pakai baju yang gak aneh-aneh sama sekali biar praktis kalo nanti harus pake jas hujan dan semacamnya. Bawa persediaan minum sendiri, karena penjual makanan dan minuman pasti gila-gilaan naikin harganya. Kita berdua naik motor, sepanjang jalan menuju Monas (Jl Antasari - Wijaya - Tendean - Mampang - Kuningan) sangat lancar. Mulai tersendat di Jembatan Menteng, karena Menteng juga steril dari kendaraan bermotor. Jalan Diponegoro sampai Taman Suropati macet tapi selepas dari sana, jalanan kembali cukup lancar tapi begitu sampai di Kebun Sirih kembali macet gak tanggung-tanggung.
|
Ini suasana jalan di sekitar Monas yang sudah macet total. Penuh dengan motor. Trotoar jadi lahan parkir dadakan + pedagang kaki lima. Pejalan kaki pun macet. |
|
Pedagang kaki lima memanfaatkan situasi yang padat ini. |
|
Salah satu penjual yang barang dagangannya paling laris. Penjual air minum mineral. |
|
Wilda dan bando kelinci yang baru dibelinya. Perhatikan backgroundnya yang macet luar biasa. |
|
Sekarang tahu kan ini dimana? |
|
Mobil yang lewat jalan ini dipastikan menikmati malam tahun barunya di dalam mobil. Sama sekali tidak bergerak. |
|
Di depan Kedubes Amerika Serikat kami berjalan menuju Monas. Motor kami parkir di salah gedung perkantoran. |
|
Salah satu yang mendapat rejeki berlimpah di malam tahun baru. |
|
Latihan sebelum jam 12 malam pas. (1) |
|
Latihan sebelum jam 12 malam pas. (2) |
|
Gak tahu ini patung apa, para penyulut kembang api kebanyakan berkumpul di sini. |
|
Beberapa saat sebelum jam 12, kembang api mulai bermunculan. |
|
Detik pertama di 2014. (1) |
|
Detik pertama di 2014. (2) |
|
Monas 2014. (1) |
|
Monas 2014. (2) |
|
Kami dan Monas 2014. (3) |
|
Monas 2014. (4) |
|
Pestanya bubar. |
|
Langit kembali sunyi. |
|
Mereka pulang. Pesta telah usai. |
|
Kembali terjebak dalam kemacetan arus pulang seusai pesta bersama. |
|
Si bocah seusai begadang menemani orang tua cari peruntungan di malam tahun baru. |
Beberapa saat setelah foto terakhir, hujan turun dengan derasnya. Kami berteduh di gedung perkantoran tempat kami memarkir motor sampai jam 2 pagi. Akhirnya kami tetap pulang dengan kuyup karena hujan tidak juga reda. Perut kosong tapi senang.
Terima kasih Wil untuk "2013 kita". Mudah-mudahan akhir tahun nanti kita masih bisa bilang "2014 kita". Amin.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home